GRAB Sudah ada di Bandara Bandung! Kira-kira Harganya ... ?
Hari Minggu lalu, saya mendarat di kota kembang Bandung setelah liburan singkat pulang Ke kampung halaman #pentingbangetpenjelasannya ๐
.
Ada satu hal yang menarik begitu masuk ke terminal kedatangan, yaitu ada counter khusus untuk pemesanan Grab (kira-kira sama ga ya prosesnya dengan mesen Grab biasa). Okay baiklah, mari kita coba, lumayan jadi ada bahan blog #hahahha.
[caption id="attachment_1312" align="alignnone" width="680"] Penampakan Counter Grab (dalam terminal kedatangan)[/caption]
Karena ini Pengalaman Pertama saya, jadi saya cukup excited untuk mencobanya ๐.
Setelah mengantri akhirnya giliran saya tiba, walaupun tadi nyaris diserobot orang lain tapi untunglah si mbak yang bertugas di counternya menegur orang tersebut. Dan beginilah prosesnya:
[caption id="attachment_1313" align="alignnone" width="2250"] Penampakan Counternya di luar pintu kedatangan, dan itu pakaian bapak drivernya (lihat bapak yang di meja counter)[/caption]
Nah, dari pengalaman saya kemaren sih, harga yang biasa saya bayar saat menggunakan taxi bandara dengan grab tidak terlalu berbeda jauh. Kalau menggunakan taxi bandara, biasanya tarifnya 60ribu rupiah, sementara dengan grab dikenakan tarif 46rb (sebelum awalnya 44rb kemudian tiba-tiba dapat notif tarifnya naik 2rb ๐ ). Selain itu, saya juga cukup surprise karena ternyata mobilnya bukan mobil pribadi melainkan taxi (usut punya usut ternyata taxi yang biasanya di bandara itu kerjasama dengan grab kata si bapak drivernya) dan bapak drivernya pakai baju setengah biru setengah hijaunya grab.
Tips saya kalau kamu akan menggunakan dark grab adalah lebih baik untuk mendaftar dulu di counter grabnya sebelum mengambil bagasi kamu agar tidak terlalu lama menunggu. Karena pengalaman saya kemaren, saya baru mendapatkan grabnya setelah semua bagasi pesawat telah diambil pemiliknya (padahal sengaja ga bawa koper bagasi biar cepet #belajarsabar๐). Kalau kamu buru-buru ada baiknya langsung pakai taxi bandara aja atau kalau ga bawa koper atau hanya bawa ransel sih, saya lebih menyarankan untuk naik angkot aja karena lebih cepet juga, cuma ya kamu kudu jalan sedikit sih.
Kesimpulan saya sih bagus udah ada grab tapi kalau bisa mbaknya jangan satu orang aja di counter grabnya karena kan rasanya jarang deh penumpang pesawat jumlahnya dibawah 50, jadi kebayangkan riwehnya satu orang mengatur segitu banyak yang antri. Untuk harga ya seperti yang saya bilang ga terlalu jauh bedanya dengan taxi bandara.
Jadi ya pilihan ditangan kamu. Tapi saya kurang menyarankan untuk menggunakan transportasi online baik grab ataupun go-car / go-jek dari dalam bandara untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Mungkin memang kita sebagaj penumpang ga 'diapa-apain' kalau ada yang bertindak 'yang ga seharusnya' begitu tahu transport yang kita gunakan tranaportasi online yang bukan dibuka resmi di bandara, tapi kasian drivernya guys. Masih teringat dengan jelas dalam benak saya saat Januari lalu saya memutuskan naik go-jek dari bandara tapi saya naiknya bukan langsung di bandara melainkan jalan dulu ke Makan Doeloe Food Court yang terletak sekitar 200m di luar bandara tapi tetap aja dicegat dan dibawa ke suatu tempat disekitar sana dan saya ga boleh ikut. Jadi saya ga tahu apa yang dialami driver tersebut. Sejak itu saya memutuskan untuk ya sudah pakai taxi daei bandara ato grab yang dipesan lewat counter atau kalau bawaannya ga ribet ya naik angkot saja. Jangan karena harga yang lebih murah nanti malah drivernya yang kenapa-napa.
Ada satu hal yang menarik begitu masuk ke terminal kedatangan, yaitu ada counter khusus untuk pemesanan Grab (kira-kira sama ga ya prosesnya dengan mesen Grab biasa). Okay baiklah, mari kita coba, lumayan jadi ada bahan blog #hahahha.
[caption id="attachment_1312" align="alignnone" width="680"] Penampakan Counter Grab (dalam terminal kedatangan)[/caption]
Karena ini Pengalaman Pertama saya, jadi saya cukup excited untuk mencobanya ๐.
Setelah mengantri akhirnya giliran saya tiba, walaupun tadi nyaris diserobot orang lain tapi untunglah si mbak yang bertugas di counternya menegur orang tersebut. Dan beginilah prosesnya:
- Antri dulu (kalau ga mau antri ya udah minta jemput keluarga atau siapa gitu ๐ )
- Masukkan data yang diminta ke HP yang disediakan oleh counter Grab (jadi ga bisa langsung mesen lewat aplikasi sendiri ya)
- Kemudian berikan HP kamu kepada si petugas counternya untuk mengatur pemesanan grab kamu (jadi pastiin kamj punya aplikasinya ya)
- Lalu kamu akan diminta menunggu sesuai antrian.
- Kemudian kamu akan diminta untuk berpindah ke counter Grab yang ada disebelah kanan pintu keluar kedatangan domestik untuk mendapatkan 6 digit angka yang diminta oleh aplikasi grab.
- Setelah itu, tinggal nunggu untuk mendapat driver yang akan mengantarmu.
[caption id="attachment_1313" align="alignnone" width="2250"] Penampakan Counternya di luar pintu kedatangan, dan itu pakaian bapak drivernya (lihat bapak yang di meja counter)[/caption]
Nah, dari pengalaman saya kemaren sih, harga yang biasa saya bayar saat menggunakan taxi bandara dengan grab tidak terlalu berbeda jauh. Kalau menggunakan taxi bandara, biasanya tarifnya 60ribu rupiah, sementara dengan grab dikenakan tarif 46rb (sebelum awalnya 44rb kemudian tiba-tiba dapat notif tarifnya naik 2rb ๐ ). Selain itu, saya juga cukup surprise karena ternyata mobilnya bukan mobil pribadi melainkan taxi (usut punya usut ternyata taxi yang biasanya di bandara itu kerjasama dengan grab kata si bapak drivernya) dan bapak drivernya pakai baju setengah biru setengah hijaunya grab.
Tips saya kalau kamu akan menggunakan dark grab adalah lebih baik untuk mendaftar dulu di counter grabnya sebelum mengambil bagasi kamu agar tidak terlalu lama menunggu. Karena pengalaman saya kemaren, saya baru mendapatkan grabnya setelah semua bagasi pesawat telah diambil pemiliknya (padahal sengaja ga bawa koper bagasi biar cepet #belajarsabar๐). Kalau kamu buru-buru ada baiknya langsung pakai taxi bandara aja atau kalau ga bawa koper atau hanya bawa ransel sih, saya lebih menyarankan untuk naik angkot aja karena lebih cepet juga, cuma ya kamu kudu jalan sedikit sih.
Kesimpulan saya sih bagus udah ada grab tapi kalau bisa mbaknya jangan satu orang aja di counter grabnya karena kan rasanya jarang deh penumpang pesawat jumlahnya dibawah 50, jadi kebayangkan riwehnya satu orang mengatur segitu banyak yang antri. Untuk harga ya seperti yang saya bilang ga terlalu jauh bedanya dengan taxi bandara.
Jadi ya pilihan ditangan kamu. Tapi saya kurang menyarankan untuk menggunakan transportasi online baik grab ataupun go-car / go-jek dari dalam bandara untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Mungkin memang kita sebagaj penumpang ga 'diapa-apain' kalau ada yang bertindak 'yang ga seharusnya' begitu tahu transport yang kita gunakan tranaportasi online yang bukan dibuka resmi di bandara, tapi kasian drivernya guys. Masih teringat dengan jelas dalam benak saya saat Januari lalu saya memutuskan naik go-jek dari bandara tapi saya naiknya bukan langsung di bandara melainkan jalan dulu ke Makan Doeloe Food Court yang terletak sekitar 200m di luar bandara tapi tetap aja dicegat dan dibawa ke suatu tempat disekitar sana dan saya ga boleh ikut. Jadi saya ga tahu apa yang dialami driver tersebut. Sejak itu saya memutuskan untuk ya sudah pakai taxi daei bandara ato grab yang dipesan lewat counter atau kalau bawaannya ga ribet ya naik angkot saja. Jangan karena harga yang lebih murah nanti malah drivernya yang kenapa-napa.
Komentar
Posting Komentar