Fly with Batik Air (menyenangkan tapi ....)
Batik Air, maskapai penerbangan full service dari Lion Group. Awal kemunculannya secara pribadi cukup mencuri perhatian saya. Fasilitas yang disediakan mirip dengan maskapai nasional itu dengan harga yang lebih terjangkau (pada saat promo opening saat itu)
Beberapa kali saat saya pulang ke kampung halaman saya menggunakan maskapai ini. Walaupun pada tgl 22 Des'15 saat saya menggunakan maskapai tersebut delay tapi saat itu masih bisa cukup dimakluminlah karena mungkin jadwal penerbangan sibuk (mungkin sih #hahahahaha). Saat itu saya penerbangan sore seharusnya tapi karena delay jadi malam. Well, kebetean saya karena delay cukup terobati dengan penerbangan yang mulus hingga mendarat di pekanbaru pun mulus (ga berasa). Saat itu agak sedikit bingung karena biasanya dapat makanan komplit hari itu dikasih burger aja tapi ya cukup okelah.
Bulan Maret 2016 saya menggunakan maskapai ini lagi ya karena sebenarnya nyaman sih. Dan maskapai ini salah satu alternatif saya untuk berpergian jika maskapai full service yg lain terlalu mahal atau jam yang kurang sesuai.
Tapi di balik itu semua akhirnya ada satu pengalaman yang membuat saya enggan kembali menggunakan maskapai ini. Jujur saya cukup trauma dengan lion air karena delay-nya yang begitulah (you know what i mean) tapi kehadiran batik air cukup menghapus stigma negatif dari lion group.
Well, balik lagi satu pengalaman yang membuat saya enggan menggunakan kembali adalah saat bulan mei lalu (tepatnya tanggal 5 Mei) saya menggunakan maskapai ini untuk rute Padang-Jakarta jam 9 malam (saya lupa jam tepatnya karena itu tahun lalu dan saya baru sempat menulis sekarang). Penerbangan malam saya pilih karena esok hari akan melanjutkan perjalanan ke Singapore lewat Jakarta. Saya telah melakukan web check in dan mendapatkan no seat. Saya memilih web check in supaya bisa memilih no kursi dan lagian saya ga bawa barang bagasi (intinya biar cepet aja). Tapi apa yang terjadi kemudian ? Begitu saya berdiri di meja counter dan menunjukkan web check-in saya dengan santai si mbaknya bilang udah closed. What? Jelas-jelas itu masih 55 menit lagi dan dengan kondisi udah web check in dan ga ada bagasi. Fyi, saat itu saya memilih naik maskapai ini karena penerbangan paling malam hanay dilayani oleh maskapai group ini, lion dan batik (jadi kalau ada yang komen kenapa ga naik maskapai yang lain ya karena faktor jam keberangkatan juga jadi alasanbuat saya saat itu memilih menggunakan batik air).
Oke mari dilanjutkan, saat saya 'memaksa' mbaknya untuk check-in (karena ga ada mesin untuk cetak boarding pass seperti maskapai lain yang telah menerapkan siste web check-in), eh mbaknya dengan santai mengatakan udah tutup dan malah ninggalin meja counter (pingin ngamuk rasanya tapi tenaga udah habis karena kepulanagn saya ke sumbar bukan untuk holiday tapi nenek saya baru saja meninggal #tariknapas). Ga abis akal saya pun menuju customer service lion di bandara itu dan apa yang saya dapatkan? Mereka sibuk dengan gadget ga mempedulikan saya. Puter otak lagi saya pun menelpon customer service lion by phone (bayangin aja abisnya pulsa gue saat itu). Awalnya mereka katakan masih bisa masuk karena saya ga bawa bagasi tapi saat saya ceritakan yang terjadi mereka pun mulai mengubah kata-kata dengan mengatakan harus 1 jam sebelumnya sudah ada di bandara. Well, itu web check ini untuk apa donk???? Dan diakhir pembicaraan dia mengatakan bahwa tutup counter check in itu tergantung bandaranya jadi bukan maskapai. Ya sudahlah..., abang saya pun sebenarnya bertanya dengan para satpam disana dan dibilang seharusnya bisa.
Sebenarnya kalau mereka alasan soal 1 jam , jadi apa fungsinya web check in? klu saya naik maskapai AA jika udh web check in dan ga ada bagasi saya ga perlu ke counter bisa langsung masuk ke ruang tunggu. Yang lebih aneh lagi di hari yang sama saya mengantar paman saya ke bandara juga untuk tujuan Jakarta dengan batik air. Hanya kita berbeda jam penerbangan dan tujuannya karena beliau turun di Halim sementara saya turun di soekarno hatta. Beliau baru masuk bandara 25 menit sebelum penerbangan dan bisa masuk (kita sama-sama udah melakukan web check in sebelumnya) sementara saya ????
Karena itu penerbangan terakhir ya mau ga mau saya baru bisa melanjutkan penerbangan besok dan membeli tiket baru. Ga mau ambil resiko akhirnya saya pun memesan tiket GA penerbangan paling pagi jam 6.30 (sebenarnya yang paling awal itu lion dan batik tapi karena udah kesel dan uang pun melayang saya jadi enggan). Untungnya besoknya saya sampai di Jakarta lebih cepat dari estimasi dan karena waktu itu GA masih di terminal 2 jadi saya cukup keluar bandara dan jalan sedikit ke penerbangan internasional dan yang terpenting ga ketinggalan pesawat. Eh ketinggalan atau sengaja ya?
Well, saya bukan menjelekkan maskapai ini karena sebenarnya saya cukup menyukai terbang dengan batik air tapi ya kejadian itu cukup menyebalkan dan membuat saya harus mengeluarkan uang lagi. Semoga kedepan bisa diperbaiki and make sure pegawainya ngerti dengan apa itu web check in. Atau kalau belum siap dengan fasilitas web check-in ya mending ga usah ada.
Mantap :D
BalasHapusResek emang. Ya udah, nanti lain kali minimal 1 jam udah standby aja, kak.
BalasHapusIya cuma aneh aja udh web check in, udh dpt no seat tapi ya gitu. Dan jam segitu baru nyampe di counter check in krn mesin karcis parkirnya lg rusak jd nulis manual. Ya semoga lebih better lah.
BalasHapusBtw,thx udh comment ya 😊
[…] Batik Air Ini dia rekannya alias satu group dengan maskapai lion. Waktu awal kemunculannya sih, aku seneng dengan maskapai satu ini karena cukup on time, makanan ya lumayan walaupun bukan makanan berat seperti di garuda dan yang bikin seneng sih layar TVnya (Led or Lcd) jauh lebih responsif dibanding garuda. Cuma, karena kemaren ada insiden ditinggalkan pesawat dan saya harus beli tiket baru jadi males aja buat naik maskapai ini. Secara sejam sebelum terbang udah di meja check in dan sudah melakukan web check in ditambah ga ada bagasi tetep aja ga bisa naik dengan dalil pintu pesawat sudah ditutup trus petugas dibandaranya ga ada yang bisa dimintai konfimasi (kisah selengkapnya disini ) […]
BalasHapus