Berlibur di tanah Minang 'Sumatera Barat' Part 1
#exploresumaterabarat
Libur adalah sebuah kata yang dinanti banyak orang Libur, saat yang tepat untuk melepas penat sejenak dan mengembalikan semangat. Tahun 2015 yang baru saja berakhir aku manfaatkan untuk berlibur. Memanfaatkan waktu libur yang cukup panjanh untuk melepas penat dan menikmati quality time dengan keluarga. Libur yang cukup panjang ini aku manfaatkan untuk menjelajah tanah minang beserta keluarga tercinta.
Rute pertama adalah Pekanbaru-Bukittinggi yang ditempuh lewat jalur darat (alias pake mobil 😀) selama 5 jam. Perjalanan tidak membosankan karena jika kamu telah melewati perbatasan Riau-Sumatera Barat maka mata kamu akan dimanjakan dengan pemandangan asri + udara yang sejuk. Kalau kamu melakukan perjalanannya bulan Desember seperti aku maka jangan heran akan banyak orang jualan durian dipinggir jalan. Rasanya ga usah ditanya lagi, karena makan ditempat kamu dapat menukar durian kalau ternyata busuk. Oh ya, tempat favorite aku untuk berhenti makan dalam perjalanan adalah Rumah Makan Terang Bulan di daerah Lubuk Bangku sebelum memasuki kota Payakumbuh. Disini kamu bisa memanjakan lidah kamu dengan makanan khas Minang mulai dari rendang, ayam bakar sampai sate padang.
Soal harga dijamin tidak menguras kantong dan jika dibandingin dengan rumah makan padang yang biasa aku makan di pulau jawa ini termasuk murah. Satu orang mulai dari 12rb tergantung lauknya. Well, mari kita lanjutkan perjalanan. Sebelum sampai ke kota bukittinggi sebaiknya mengunjungi lembah Harau. Kamu dapat merasakan kesegaran airnya (masuknya hanya bayar parkir terhadap penduduk setempat).
Setelah puas menikmati indahnya Lembah Harau yuk kita lanjutkan perjalanan ke Bukittinggi. Di bukittinggi banyak tempat yang bisa kamu kunjungi (lengkapnya baca blog aku sebelumnya di……)
Dua hari di Bukittinggi rasanya cukup, aku pun melanjutkan perjalanan. Kali ini lokasi yang dituju adalah Danau Maninjau. Perjalanan dari Bukittinggi memakan waktu lebih kurang 2,5jam. Sebelum sampai danau maninjau aku berhenti terlebih dahulu di Embun Pagi. Biayanya 3rb/org dan parkir mobil 5rb. Dari sini kamu bisa melihat dengan jelas keindahan danau Maninjau.
Dari sini aku pun berangkat ke Danau Maninjau. Oh ya, sebelum sampai di danau maninjau kita akan melewati kelok 44 (so, pastikan yang bawa mobil adalah yang ahli ya 👍). Akhirnya tibalah di danau Maninjau, aku dan keluarga memutuskan menginap di salah satu hotel disini agar lebih leluasa menyusuri daerah Maninjau.
Kami menginap di hotel Maninjau Indah (hotel tertua di daerah ini ). Harganya tidak terlalu mahal mulai dari 250rb/malam dapet sarapan lagi untuk 2 org. Oh ya kalau mau ala backapacker disini juga terdapat hostel atau guest house yag biasanya banyak ditempati bule.
Di hotel tempat aku menginap tersedia kolam renang yang menghadap langsung ke danau Maninjau (berasa di Bali aja kolam renangnya ngadep pantai cm kalo disini danau). Selain itu setiap kamar hotel mendapatkan sarapan untuk 2 orang.
Di daerah ini jika musim durian maka dengan mudah kamu akan menemukannya disepanjang jalan. Harganya? Murah banget 50rb udah dapet 4 durian yang besar (tips: jangan ragu untuk menawar tapi jangan keterlaluan ya ).
Oh ya,cicipin juga cemilan khas daerah sini 'Pensi'.
Jangn lupa untuk nyobain ikan rinuak (ikan yg mirip ikan teri kecil), cm nasi anget + rinuak = yummy…
Besoknya aku melanjutkan perjalanan ke kota Padang. Untuk ke Padang kamu bisa kembali ke rute awal (arah Bukittinggi) atau melewati daerah lubuk basung. Nah kali ini aku memilih lewat lubuk Basung biar bisa singgah ke pantai Tiku (sebenarnya pantai ini diluar rencana, cuma pas istirahat makan siang di daerah Tiku penjualnya bilang ada pantai yang baru dibuka dan bersih. Sebelum bener-bener meninggalkan daerah Maninjau, kamu juga bisa mampir ke lokasi objek wisata 'Muko-muko'.
Disini kamu bisa naik sepeda bebek air ataupun speadboat di danau Maninjau.
Nah kali ini aku memilih lewat lubuk Basung biar bisa singgah ke pantai Tiku (sebenarnya pantai ini diluar rencana, cuma pas istirahat makan siang di daerah Tiku penjualnya bilang ada pantai yang baru dibuka dan bersih. Dan benar saja pantainya sangat landai dan bersih.
Masuknya ga ada pungutan biaya. Soal makan ? Dijamin sangat terjangkau karena dikelola penduduk lokal dan mereka ga me’lebai’kan harga makanan ke turis (well, ini yanh sering saya alami apalagi tempat wisata yang terkenal ). Bahkan saking terjangkaunya, papa-mama ampe 2 kali nanya jumlahnya karena takut salah hitung
Es kelapa muda hanya 5rb dan rasanya manis meski tanpa gula.
Dan lebih dari 3 jam aku dan keluarga istirahat disini karena tempatnya tenang dengan view luar biasa. Oh ya, karena pantai ini baru dibuka jadi belum ada petunjuk yang jelas, tapi tenang kamu bisa bertanya dengan penduduk sana (karena itu yang aku alami, meskipun udah dijelasin dengan detail ama punya restautant tempat aku makan siang, tapi tetap aja sedikit kebingungan karena melewati rumah penduduk 😀).
Untuk Padang aku lanjutin di part 2 ya 😉
Libur adalah sebuah kata yang dinanti banyak orang Libur, saat yang tepat untuk melepas penat sejenak dan mengembalikan semangat. Tahun 2015 yang baru saja berakhir aku manfaatkan untuk berlibur. Memanfaatkan waktu libur yang cukup panjanh untuk melepas penat dan menikmati quality time dengan keluarga. Libur yang cukup panjang ini aku manfaatkan untuk menjelajah tanah minang beserta keluarga tercinta.
Rute pertama adalah Pekanbaru-Bukittinggi yang ditempuh lewat jalur darat (alias pake mobil 😀) selama 5 jam. Perjalanan tidak membosankan karena jika kamu telah melewati perbatasan Riau-Sumatera Barat maka mata kamu akan dimanjakan dengan pemandangan asri + udara yang sejuk. Kalau kamu melakukan perjalanannya bulan Desember seperti aku maka jangan heran akan banyak orang jualan durian dipinggir jalan. Rasanya ga usah ditanya lagi, karena makan ditempat kamu dapat menukar durian kalau ternyata busuk. Oh ya, tempat favorite aku untuk berhenti makan dalam perjalanan adalah Rumah Makan Terang Bulan di daerah Lubuk Bangku sebelum memasuki kota Payakumbuh. Disini kamu bisa memanjakan lidah kamu dengan makanan khas Minang mulai dari rendang, ayam bakar sampai sate padang.
Soal harga dijamin tidak menguras kantong dan jika dibandingin dengan rumah makan padang yang biasa aku makan di pulau jawa ini termasuk murah. Satu orang mulai dari 12rb tergantung lauknya. Well, mari kita lanjutkan perjalanan. Sebelum sampai ke kota bukittinggi sebaiknya mengunjungi lembah Harau. Kamu dapat merasakan kesegaran airnya (masuknya hanya bayar parkir terhadap penduduk setempat).
Setelah puas menikmati indahnya Lembah Harau yuk kita lanjutkan perjalanan ke Bukittinggi. Di bukittinggi banyak tempat yang bisa kamu kunjungi (lengkapnya baca blog aku sebelumnya di……)
Dua hari di Bukittinggi rasanya cukup, aku pun melanjutkan perjalanan. Kali ini lokasi yang dituju adalah Danau Maninjau. Perjalanan dari Bukittinggi memakan waktu lebih kurang 2,5jam. Sebelum sampai danau maninjau aku berhenti terlebih dahulu di Embun Pagi. Biayanya 3rb/org dan parkir mobil 5rb. Dari sini kamu bisa melihat dengan jelas keindahan danau Maninjau.
Dari sini aku pun berangkat ke Danau Maninjau. Oh ya, sebelum sampai di danau maninjau kita akan melewati kelok 44 (so, pastikan yang bawa mobil adalah yang ahli ya 👍). Akhirnya tibalah di danau Maninjau, aku dan keluarga memutuskan menginap di salah satu hotel disini agar lebih leluasa menyusuri daerah Maninjau.
Kami menginap di hotel Maninjau Indah (hotel tertua di daerah ini ). Harganya tidak terlalu mahal mulai dari 250rb/malam dapet sarapan lagi untuk 2 org. Oh ya kalau mau ala backapacker disini juga terdapat hostel atau guest house yag biasanya banyak ditempati bule.
Di hotel tempat aku menginap tersedia kolam renang yang menghadap langsung ke danau Maninjau (berasa di Bali aja kolam renangnya ngadep pantai cm kalo disini danau). Selain itu setiap kamar hotel mendapatkan sarapan untuk 2 orang.
Di daerah ini jika musim durian maka dengan mudah kamu akan menemukannya disepanjang jalan. Harganya? Murah banget 50rb udah dapet 4 durian yang besar (tips: jangan ragu untuk menawar tapi jangan keterlaluan ya ).
Oh ya,cicipin juga cemilan khas daerah sini 'Pensi'.
Jangn lupa untuk nyobain ikan rinuak (ikan yg mirip ikan teri kecil), cm nasi anget + rinuak = yummy…
Besoknya aku melanjutkan perjalanan ke kota Padang. Untuk ke Padang kamu bisa kembali ke rute awal (arah Bukittinggi) atau melewati daerah lubuk basung. Nah kali ini aku memilih lewat lubuk Basung biar bisa singgah ke pantai Tiku (sebenarnya pantai ini diluar rencana, cuma pas istirahat makan siang di daerah Tiku penjualnya bilang ada pantai yang baru dibuka dan bersih. Sebelum bener-bener meninggalkan daerah Maninjau, kamu juga bisa mampir ke lokasi objek wisata 'Muko-muko'.
Disini kamu bisa naik sepeda bebek air ataupun speadboat di danau Maninjau.
Nah kali ini aku memilih lewat lubuk Basung biar bisa singgah ke pantai Tiku (sebenarnya pantai ini diluar rencana, cuma pas istirahat makan siang di daerah Tiku penjualnya bilang ada pantai yang baru dibuka dan bersih. Dan benar saja pantainya sangat landai dan bersih.
Masuknya ga ada pungutan biaya. Soal makan ? Dijamin sangat terjangkau karena dikelola penduduk lokal dan mereka ga me’lebai’kan harga makanan ke turis (well, ini yanh sering saya alami apalagi tempat wisata yang terkenal ). Bahkan saking terjangkaunya, papa-mama ampe 2 kali nanya jumlahnya karena takut salah hitung
Es kelapa muda hanya 5rb dan rasanya manis meski tanpa gula.
Dan lebih dari 3 jam aku dan keluarga istirahat disini karena tempatnya tenang dengan view luar biasa. Oh ya, karena pantai ini baru dibuka jadi belum ada petunjuk yang jelas, tapi tenang kamu bisa bertanya dengan penduduk sana (karena itu yang aku alami, meskipun udah dijelasin dengan detail ama punya restautant tempat aku makan siang, tapi tetap aja sedikit kebingungan karena melewati rumah penduduk 😀).
Untuk Padang aku lanjutin di part 2 ya 😉
Komentar
Posting Komentar